Warga Obi Cemas Dampak Limba Pabrik Nickel Di Desa Kawasi: Kementrian KLH Segera Evaluasi AMDAL Perusahan 2022

Warga Obi Cemas Dampak Limba Pabrik Nickel Di Desa Kawasi: Kementrian KLH Segera Evaluasi AMDAL Perusahan 2022

Warga Obi Cemas Dampak Limba Pabrik Nickel Di Desa Kawasi: Kementrian KLH Segera Evaluasi AMDAL Perusahan 2022

HALUAN PUBLIK. Kawasi. Kabupaten Halsel-Malut (sabtu 17/09/2022). Industri jadi petaka bagi warga kepulaun Obi yang ada di Desa Kawasi, Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara Penghasil Nikel dan bahan baku baterai kendaraan listrik, subuh tadi 15/9/2022, tergenang air lumpur berwana cokelat yang merupakan limbah pabrik nickel.

Industri nikel dan perusahan industri penghasil bahan baku kendaraan listrik terbesar nomor dua se Asia, yang bercokol di pulau Obi, Halsel. Malut. Mulai dari site camp sampai pemukiman warga tergenang air limbah produksi pabrik.

Hal ini terlihat dari hasil tangkap video kamera handphone yang tersebar lewat medsos Facebook dan WhatsApp Group berdurasi 16 detik pada malam hari, dan 37 detik pada pagi hari.

Banjir yang tertangkap Camera video di malam hari itu berdurasi 16 detik, tampak terlihat mobil sedang melintas di jalan raya dihantam banjir limbah pabrik tambang serta warga sedang berlalu-lalang di tengah banjir itu juga ikut panik.

Sedangkan video hasil tangkap kamera berdurasi 37 detik di pagi hari tampak terlihat genagan air limbah berwana coklat, sehingga membuat karyawan berlari kocar kacir naik ke lantai dua mes karyawan di sebabkan mes lantai satu terendam lumpur coklat.

Di samping itu dari atas gunung tampak view adanya terlihat pohon bakau yang berada di bantalan kali terjadi kekeringan.

Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya menuturkan bahwa sepanjang sejarah limbah lumpur warna coklat ini tidak pernah ada di daerah Obi, nanti setelah pendirian pabrik nickel ini baru ada, limbah lumpur coklat inipun sudah masuk ke dalam perkampungan bahkan telah mencemari semua sungai yang merupakan sumber utama warga Obi menkomsumsi air bersih. kesalnya

Berdasarkan pantauan media ini di lapangan banyak terlihat lumpur limbah pabrik yang menyelimuti akar dan batang pohon sehingga membuat pohon bakau kurang lebih 5 hektar yang berada di bantalan kali itu kering.

Wartawan media ini mencoba menghubungi para pejabat mulai dari tingkat kades sampai pihak perusahaan semua nomor Watshapp di luar jangkauan.

Kekeringan pohon bakau di tepi bantalan kali Desa Kawasi itu, akan berdampak kepada keberlangsungan hidup masyarakat lingkar tambang.

Dengan adanya hal ini maka warga Obi meminta kepada Kementrian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) segera membentuk tim khusus, secepat mungkin untuk turun ke lokasi Tambang nikel pulau Obi melakukan evaluasi AMDAL Pabrik milik PT. Harita Group. Sebelum jatuh korban bagi warga yang mengkonsumsi air bersih dari sungai-sungai di pulau Obi. Tutupnya

Kaperwil : Jefry D Tanamal SH
Editor : Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *