Depok, haluanpublik.com – Komisi D DPRD Kota Depok menyambut hangat kunjungan belasan peserta pelatihan penguatan karakter dan peningkatan kapasitas remaja di Kantor DPRD Depok, Jl. Boulevard, Kota Kembang, Kec. Cilodong, Kota Depok, pada Kamis (12/06/2025).
Kegiatan yang melibatkan sekitar 15 remaja, terdiri dari pelajar SMA dan mahasiswa, merupakan bagian dari pelatihan dua hari yang bertujuan mendorong keterlibatan generasi muda dalam menangani isu-isu sosial, terutama kekerasan seksual.
Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa kunjungan ini memberikan kesempatan bagi para peserta untuk memahami proses pembuatan kebijakan publik, khususnya terkait penanganan dan pencegahan kekerasan seksual di Kota Depok.
Para remaja juga berdiskusi langsung dengan anggota DPRD, menyampaikan gagasan mereka dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan beretika.
Sekretaris Komisi D DPRD Depok, Siswanto menyampaikan apresiasinya terhadap semangat dan keberanian para peserta.
Ia menekankan bahwa keterlibatan aktif generasi muda sangat penting, tidak hanya dalam menyelesaikan kasus kekerasan seksual, tetapi juga dalam upaya preventif di lingkungan sekolah.
“Kami sangat menghargai semangat anak-anak muda Depok. Ini adalah langkah awal yang baik untuk menekan angka kekerasan seksual. Kami berharap mereka tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku perubahan yang berani bersuara dan bertindak saat melihat tindakan yang mengarah pada pelecehan,” ujar Sekretaris Komisi D.
Ia juga menekankan pentingnya tanggung jawab bersama seluruh pihak, termasuk para guru, dalam menjaga etika dan menciptakan lingkungan belajar yang aman.
Para siswa pun diimbau agar tidak takut untuk menegur atau melaporkan perilaku tidak pantas, baik secara verbal maupun fisik.
Lebih lanjut, Komisi D mendorong penerapan langkah-langkah konkret seperti pemasangan CCTV di sekolah serta penguatan pendidikan karakter sebagai upaya preventif.
Siswanto mencontohkan salah satu kasus pelecehan verbal di salah satu SMP negeri di Depok yang, menurutnya, terjadi karena lemahnya karakter korban dalam menghadapi situasi tersebut.
“Anak-anak, terutama siswi, harus dibekali keberanian dan prinsip untuk menolak perlakuan tidak senonoh. Mereka harus mampu berkata tegas ketika mengalami atau melihat tindakan tidak pantas, bahkan jika itu dilakukan oleh guru atau teman laki-laki mereka,” tambahnya.
Kegiatan ini diharapkan menjadi pemicu lahirnya berbagai inisiatif dari kalangan muda untuk bersama-sama membangun Kota Depok yang lebih aman, inklusif, dan ramah bagi semua lapisan masyarakat, tutup Siswanto (DP/hp)