Depok, haluanpublik.com – Semaraknya olahraga catur di Kota Depok selain ditandai oleh menjamurnya klub, komunitas, paguyuban catur yang tersebar se-antero Depok juga ditandai oleh banyaknya turnamen yang diselenggarakan sebagai manifestasi dari kebutuhan ajang kompetisi sebagai penambah pengalaman dan kemampuan bermain bagi pegiat catur yang cukup populer di kota ini.
Seringkali, walau persiapan acara turnamen dan publikasi hanya bilangan minggu, serta hadiah yang beragam, dari total belasan juta sampai “yang sekedarnya” nampaknya tak membuat antusiasme pegiat catur menjadi loyo.
Dari kelas hanya sekedar penyalur hobi, atlit, dan sampai kelas master meramaikan setiap turnamen yang dihelat, entah itu dari pihak klub atau komunitas, atas nama pribadi, atau institusi, persaingan menjadi yang terbaik di setiap turnamen menjadi sangat sengit dan kompetitif.
Seperti yang diselenggarakan oleh UPT Pasar Tugu Cimanggis – Depok yang turut berlomba menyemarakan kompetisi catur di kota ini dengan open turnamen pada tanggal 16 November 2025 yang dihelat di lantai dua pasar.
“Turnamen yang diselenggarakan di Pasar Tugu ini terbuka untuk master dan non master yang di-ikuti oleh para pecatur dari Jabodetabek,” terang Kurniawan yang di daulat oleh pengurus UPT Pasar Tugu sebagai ketua panitia pelaksana (Panpel).
Walaupun tempat penyelenggaraan ada di pasar, dan mungkin membuat para peserta tidak cukup nyaman, tapi militansi pegiat olahraga ini juga luar biasa. Mereka tetap bertarung gigih dalam sistem Swiss enam babak, dengan waktu berpikir hanya 10 menitan yang diterapkan pada turnamen ini.
Para peserta pria-wanita, dari usia delapan tahun sampai lebih dari 70-an tahun, mengadu otak dari pukul 09.00 sampai sekira pukul 15.00 WIB memperebutkan piala dan hadiah peringkat satu sampai 20 besar.
Wasit yang mengatur jalannya pertandingan juga bukan kaleng-kaleng. “Alhamdulillah, turnamen berjalan dengan baik dan lancar berkat kerjasama semua pihak, ditambah dengan pengalaman saya,” ujar Faiz K, yang bertindak selaku Wasit kepala sekaligus Wasit Pairing.
Faiz yang sarat pengalaman di even-even regional bahkan nasional ini, juga lebih mendisiplinkan soal waktu kepada para peserta turnamen yang selama ini identik dengan kebiasaan waktu yang ‘molor’, baik disisi penyelenggara maupun para peserta turnamen.
“Saya juga berusaha menerapkan pengalaman dari berbagai even yang pernah saya ikuti, dan saya coba mulai membenahi dari sisi disiplin dalam waktu, walau nampak mudah tapi ini sudah menjadi kebiasaan buruk pada turnamen catur,” ujarnya miris.
“Karena saya berasal dari kota Depok, tentunya saya akan memberikan kontribusi pengalaman dan ilmu perwasitan di olahraga catur ini pada turnamen yang diselenggarakan di kota Depok, termasuk dalam kedisiplinan waktu,” sorotnya lagi.
“Turnamen ini juga dimaksudkan sebagai turut serta-nya pihak UPT Pasar Tugu, dalam menggairahkan olahraga catur di Kota Depok, juga sebagai sarana silaturahmi para pecatur di lingkup Jabodetabek, dan tentu saja sebagai sarana untuk lebih mengasah kemampuan bermain para pecatur,” imbuh Kurniawan yang juga salah satu pengurus Percasi Kota Depok ini.
“Semoga kegiatan turnamen catur lebih banyak lagi diselenggarakan di kota Depok, baik oleh klub maupun pihak-pihak yang peduli pada kemajuan olahraga ini, sehingga slogan “Catur Yes, Depok Jaya” bukanlah slogan kosong tanpa makna,” harap Master Nasional (MN) Riza Ahmad yang pernah menyumbang medali emas kategori beregu untuk Kota Depok pada ajang Porprov Jawa Barat 2010 silam, yang pada perhelatan ini menyabet gelar juara satu, di ikuti oleh Anton Simanjuntak juara kedua, dan MN Sugeng Prasetyo diurutan ketiga.
(Asliatama Ahmad)












