Citeureup, haluanpublik.com – Angin semilir yg sejuk menyergap, seolah memberi ucapan selamat datang, ketika kita menyambangi Pusat Pendidikan & Latihan (Pusdiklat) SPD Group yg terletak di kawasan Citeureup, Bogor.
Menempati lahan yg banyak dipenuhi pepohonan rindang seluas lima hektar, dengan bangunan atau gedung serta sarana pendukung yg memadai, disinilah para taruna/i calon tenaga keamanan/Satpam (security) dibawah naungan bendera SPD Group digembleng.
Memang tak dipungkiri, tak banyak Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP) seperti SPD Group ini yg mempunyai Pusdiklat sendiri dengan semua fasilitas, sarana dan prasarana yg dibutuhkan oleh para taruna/i, dan tentu saja ditunjang oleh para pelatih atau instruktur yg berpengalaman di bidang keamanan dan pengamanan ini.
Adapun sebelum menempati lahan yg sekarang, SPD Group dalam menyelenggarakan diklat bagi taruna/i-nya diadakan di wilayah Pasarminggu-Jakarta. Setelah perusahaan ini berkembang dan maju pesat, tahun 2008 akhirnya SPD Group bisa memiliki Pusdiklatnya sendiri yg sangat representatif dan membanggakan.
Agus Ferryanto, MBA. ICPS. CCTP, sebagai Kepala Pusdiklat menjelaskan bahwa SPD Group menyelenggarakan tiga jenis pendidikan & pelatihan ditempat ini, yakni :
1. Gada Pratama : pendidikan & Pelatihan ini diberikan kepada taruna/i yg belum pernah mengikuti pelatihan sejenis, atau yg belum pernah menjadi satpam. Pun bagi yg sudah pernah menjadi satpam, kalau dianggap belum memenuhi standar untuk menjadi seorang satpam, harus melewati pendidikan dan latihan di Pusdiklat ini, agar ia memperoleh sertifikasi yg dikeluarkan oleh Kepolisian Daerah (Polda).
Para taruna/i ini harus melewati proses pendidikan & latihan selama 232 jam, atau kalau dihitung satuan hari yakni kurang lebih selama satu bulan.
2. Gada Madya : diperuntukan bagi orang/personil yg sudah berpengalaman dan bisa memimpin regu atau pleton (minimal empat regu). Waktu yg dilewati untuk pelatihan ini selama 150 jam atau dua mingguan. Sertifikasi yg diberikan bagi yg telah menyelesaikan diklat juga diberikan oleh Polda.
3. Gada Utama : Diberikan kepada pemilik atau penyelenggara BUJP, yg melewati waktu 100 jam atau seminggu. Hal ini sesuai dengan ketentuan dari Kepolisian Republik Indonesia melalui Dirbinpotmas (Direktorat Pembinaan Potensi Masyarakat). Sedangkan untuk kategori ini, sertifikasi yg diberikan langsung dari markas besar (Mabes) Kepolisian Republik Indonesia.
4. Pelatihan Khusus (Spesialisasi) : Diberikan kepada orang/personil untuk peningkatan kemampuan/kompetensi yg bersifat khusus (special). Waktu yg diperlukan kisaran dua minggu bahkan sampai sebulan. Ini meliputi pendidikan & pelatihan seperti; Pelatihan Anti Teror, beladiri praktis, dan pelatihan bodyguard.
Hal istimewa dari penyelenggaraan pendidikan & latihan di Pusdiklat SPD Group ini, setiap taruna/i terlebih ia seorang muslim atau beragama Islam, di Pusdiklat ini kewajiban yg sifatnya harus dijalankan sebagai muslimin/mah tidak ditinggalkan. Bahkan kegiatan-kegiatan tambahan yg sifatnya Sunnah juga dilaksanakan, seperti puasa hari senin dan kamis.
Hal yg menjadi kebiasaan di Pusdiklat, setelah selesai mengerjakan sholat wajib lima waktu, diselenggarakan dzikir bersama. Bahkan pada hari rabu, digelar acara rutin ratiban, sholawatan, atau hadroh yg memakai alat musik rebana berbagai jenis dan ukuran. Kegiatan ini di ikuti oleh seluruh insan yg ada di Pusdiklat.
Pun terhadap pemeluk agama selain Islam, para taruna/I juga disediakan waktu untuk mereka beribadah sesuai keyakinan yg dianutnya.
Khusus tentang kegiatan yg sifatnya spiritual ini, lebih lanjut Samlawi yg menjabat sebagai Dandenma (Komandan Detasemen Markas) Pusdiklat SPD Group yg memaparkan maksud dan tujuan berbagai kegiatan spiritual di Pusdiklat SPD Group ini, yakni :
1. Melaksanakan ketentuan atau aturan dari manajemen SPD Group yg mewajibkan kegiatan spiritual di dalam atau lingkungan Pusdiklat SPD Group yg tidak boleh ditinggalkan.
2. Mengajak kepada setiap taruna/i agar melaksanakan kewajiban sebagai orang yg beragama, disamping menanamkan nilai-nilai islami (bagi yg beragama Islam), bahwa keimanan dan ketakwaan adalah modal dasar bagi seseorang, termasuk profesi sebagai seorang satuan keamanan di dalam menjalankan tugas dan fungsinya. “
“hal ini sesuai dengan falsafah negara kita yakni sila pertama dalam Pancasila, yg memang mewajibkan kita mempercayai Tuhan YME dgn menjalankan ibadah dgn kepercayaan yg dianutnya,”imbuh Samlawi.
3. Kegiatan yg sifatnya spiritual ini, juga dimaksudkan sebagai sarana pemahaman kepada taruna/i bahwa apapun kegiatan atau tugas yg diemban tidaklah mengurangi kewajiban kita sebagai umat beragama (Islam), misalnya walau dalam keadaan berpuasa, bukanlah halangan dalam melakukan aktifitas kerja.
Pastinya, tak banyak pula perusahaan seperti SPD Group ini yg konsisten dalam pelaksanaan kegiatan spiritual bagi semua karyawan yg bernaung di dalamnya. “Tak saja menciptakan atau membentuk personil yg sesuai dengan slogan atau motto SPD Group yakni Loyal, Handal, Melayani, Profesional dan Bertanggungjawab, kami juga tak meninggalkan kegiatan spiritual kepada taruna/i yg ada di Pusdiklat ini,”terang Samlawi lagi dengan semangat.
Selanjutnya ia menambahkan,“Dengan kegiatan spiritual yg diselenggarakan di pusdiklat ini, taruna/i setelah selesai dari pendidikan & latihan, bukan saja memenuhi kualifikasi yg dibutuhkan sebagai tenaga pengamanan, tetapi tak kalah pentingnya mereka menjadi semakin bertambah iman dan ketakwaannya kpd Tuhan YME,” harap Samlawi.
Berkenaan dengan kegiatan yg dilakukan para taruna/I di pusdiklat ini, Samlawi menyampaikan bahwa, beragam materi teori dan praktek yg disampaikan oleh instruktur atau pelatih yg kompeten dan berpengalaman di bidangnya, pelaksanaannya ada yg di luar (outdoor) adapula yg dilaksanakan di dalam kelas (indoor). “Semua Kegiatan aktifitas para taruna/I sudah terencana dan terprogram dengan baik di Pusdiklat ini,”úrai Samlawi.
Paralel dengan penjelasan Samlawi, Fitriana seorang instruktur wanita di Pusdiklat SPD Group ini juga menyatakan hal serupa. “Dari mulai bangun tidur sampai menjelang istirahat tidur malam, kita disini sudah mengaturnya,” terang Fitriana yg telah menjadi instruktur di Pusdiklat ini dari tahun 2012.
“Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan di Pusdiklat SPD group dengan baik, diharapkan semua personil satuan pengaman dalam bertugas, ia sudah tahu bahwa mereka menjadi duta SPD Group, karenanya, mereka harus menjaga nama baik perusahaan di wilayah tugasnya masing-masing,”ujar Fitriana yg mengajar Bahasa Inggris dan Pengetahuan Instansi di Pusdiklat SPD Group ini.
Di masa mendatang, mengingat dan menimbang wilayah tugas juga terdiri dari apartemen dan mal, yg tidak hanya dihuni atau dikunjungi oleh Warga Negara Indonesia (WNI) saja, tapi juga dari kalangan ekspatriat (WNA), ia berencana merancang kegiatan simulasi untuk para taruna/i dalam kegiatan penyelamatan atau evakuasi pada peristiwa darurat ke dalam Bahasa Inggris. “Ïnsya Allah, kami sedang merancang kegiatan simulasi ini agar para personil juga terlatih dalam menggunakan bahasa asing, utamanya bahasa Inggris,” ujarnya antusias.
(Asliatama Ahmad)