Pemalang, haluanpublik.com – Plt Kadiskominfo Pemalang Joko Ngatmo melalui Kabid E-Government Edi Sutriono menjelaskan bahwa sejak akhir tahun 2022 seluruh desa di wilayah Kabupaten Pemalang sudah dinyatakan bebas dari Blank Spot, namun di titik titik desa masih mengalami partial blank spot.
Edi Sutriono juga menyebutkan partial blank spot tersebut terjadi karena beberapa hal yakni kondisi geografis, kemudian titik tersebut di luar jangkauan BTS dan secara ekonomis artinya di wilayah tersebut dianggap tidak mempunyai nilai bisnis.
Untuk mengatasi hal tersebut Pemkab meluncurkan program penanganan Partial Blank Spot di seluruh wilayah Kabupaten Pemalang.
Menurut Edi Sutriono penanganan ini dilakukan dengan cara menyediakan data kualitas layanan telekomunikasi seluler di seluruh wilayah Kabupaten Pemalang dengan pendekatan terhadap rukun warga (RW).
“Dengan melakukan pengukuran untuk 4 operator yang beroperasi di Indonesia yakni Telkomsel, Indosat, XL dan Smartfren,” jelas Edi Sutriono di ruang kerjanya, Selasa (12/12/2023).
Usai memperoleh data dari hasil pengukuran sinyal kemudian data tersebut dimasukan ke dalam Aplikasi “Sinyal” (Sistim Informasi Layanan Seluler)
Aplikasi ini dapat diakses oleh masyarakat maupun operator seluler karena berbasis web dengan link https://sinyal.pemalangka.go.id, dterangnya.
Lebih lanjut Edi Sutriono menyebutkan hingga saat ini data yang terkumpul baru 75%, namun walaupun belum lengkap data tersebut sudah dimasukan ke aplikasi Sinyal dan Aplikasi ini sudah disosialisasikan pada 17 November 2023.
“Kita sosialisasikan kepada seluruh desa dan OPD untuk bisa memberikan feedback tentu dengan adanya feedback ini nanti ada verifikasi kebenarannya nanti kalau sudah benar baru kita koreksi pembetulan dari data yang ada di aplikasi tersebut,” ujar Edi Sutriono.
Dikatakan usai aplikasi ini dibaca dan dianalisa oleh operator seluler maka operator seluler dengan sendirinya akan melakukan perbaikan layanan di titik titik tersebut tergantung dari Infrastruktur tersebut, misalnya kondisi kualitas sinyalnya buruk maka akan dilihat apakah layanan itu bisa sampai ke sana atau tidak dengan memperbaiki pole sektor yang ada di BTS terdekat (optimalisasi).
Apabila dengan upaya optimalisasi namun belum bisa teratasi maka langkah penanganan partial blank spot berikutnya dengan melakukan pembangunan BTS di wilayah tersebut.
Karena pembangunan BTS membutuhkan biaya yang besar maka perlu dilakukan kolaborasi dengan operator lainnya atau bisa saja terbangun secara mandiri maka akan dilayani sendiri oleh operator tersebut.
“Kalau ini bisa dilakukan maka akan bisa tertangani partial blank spot,” imbuh Edi Sutriono.
Namun pihaknya tidak menampik masih ada kemungkinan lain operator seluler tidak mau melakukan intervensi di titik titik tertentu dengan alasan bisnis.
Untuk alasan yang satu ini Pemkab Pemalang melalui Diskominfo akan hadir mengatasi hal tersebut yakni dengan layanan intranet Pemerintah Kabupaten Pemalang di wilayah tersebut.
“Hal ini sudah kami lakukan di Dusun Pesalakan Desa Pegongsoran Kecamatan Pemalang, kami intervensi ada 9 titik wifi gratis untuk masyarakat seluruh wilayah 9 RT ada,” ungkap Edi Sutriono.
Tentu upaya Pemkab dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui desa digital tidak sampai di situ saja, setelah penanganan partial blank spot, Pemkab selanjutnya melakukan pembentukan ekosistim digital dengan melakukan pelatihan literasi digital kepada masyarakat.
“Nanti dengan materi pelatihan kewirausahaan digital, harapannya di wilayah yang tadinya blank spot akan terbentuk ekosistim digital yang produktif. Insha Allah dengan jalan digitalisasi itu akan memicu masyarakat berwirausaha secara digital dan tentunya akan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kata Edi Sutriono.
Selanjutnya untuk mewujudkan Desa Digital (Dedi) sebagai salah satu program unggulan dalam peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat serta memicu terbentuknya ekosistim digital produktif yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemkab Pemalang melalui Diskominfo setempat melakukan upaya pemerataan layanan telekomunikasi seluler sehingga terbentuknya ekosistim digital yang produktif di wilayah yang tadinya mengalami partial blank spot (Tidak ada sinyal seluler sebagian), pungkas Edi Sutriono.
(Eko B Art)