Kawasi, Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, haluanpublik.com – Pengusaha asosiasi speed lokal kawasi angkat bicara terkait tidak wajarnya operasi kapal cepat milik harita grup, karena dianggap merugikan pengusaha lokal sped kawasi.
Kapal cepat harita biasanya beroperasi sehari satu kali pagi dan sore dari kawasi maupun Labuha dan rute ini sudah disepakati bersama antara manajemen harita (CSR) dengan asosiasi speed lokal kawasi, namun belakang ini kesepakatan tersebut tidak diindahkannya, dimana kapal cepat harita sehari bisa beroperasi sebanyak 4-5 kali ke labuha.
Dengan kapal cepat harita nikel beroperasi satu hari 4-5 kali membuat penumpang sepi alias merugi di speed lokal kawasi.
Atas sikap management harita tidak memberi dampak yang baik bagi masyarakat lokal khususnya transportasi laut, maka beberapa tokoh masyarakat kawasi angkat bicara.
Salah satu tokoh Masyarakat Kawasi sebut saja Sudirman Lewer menyampaikan protes keras kepada management harita khususnya kapal cepat ini, agar management harita menghargai kesepakatan bersama antara asosiasi speed kawasi dengan harita untuk memberi kuota penumpang bagi usaha lokal speed kawasi di kampung.
Menurutnya speed cepat milik harita ini sudah hampir sebulan beroperasi dari kawasi ke Labuha rata-rata 4-5 kali, hal ini akan membunuh nasib para asosiasi speed lokal di kampung karena mereka sudah tidak mendapatkan penumpang lagi, alias speed-speed pada parkir (berlabuh).
Sudirman protes keras karena dianggap harita berbisnis lagi dengan kapal cepat kepada karyawan-karyawannya, lantas bagian untuk masyarakat lokal atau setempat dikemanakan? harita ini memang serakah, pungkasnya.
Harita sudah mengeksploitasi semua kekayaan di Obi masih belum puas, transportasi lautpun di bisniskan dengan didatangkan kapal cepat kawasi, lantas untuk masyarakat setempat mau jadi penonton saja.
Sementara itu salah satu pemilik speed asal desa kawasi Hariyanto juga memberikan komentar dalam pembicaraan via WhatsApp kepada wartawan media ini membenarkan bahwa speed miliknya sudah 5 hari tidak beroperasi lantaran tidak ada penumpang, jika hal ini terus seperti ini maka kami makan apa dan anak-anak saya yang sedang kuliah bayar uang kuliah pake apa, harita ini memang paling rakus semua dibisniskan, kami pengusaha lokal gigit jari, ucapnya.
Untuk itu Sudirman meminta agar pemerintah Halmahera Selatan dalam hal ini Bupati Bassam Kasuba memanggil management harita agar dipertemukan dengan asosiasi speed lokal kawasi untuk Carikan solusi yang terbaik, karena jika pemerintah daerah tidak berfungsi alias diam maka masyarakat dan asosiasi speed lokal kawasi akan melakukan boikot terhadap kapal cepat milik harita, tutupnya (Jefry)