Gencar Cegah Stunting! Mahasiswa KKN Undip Melakukan Pelatihan Skrining Pengukuran Status Gizi Anak Pra Sekolah Kepada Kader Posyandu

Gencar Cegah Stunting! Mahasiswa KKN Undip Melakukan Pelatihan Skrining Pengukuran Status Gizi Anak Pra Sekolah Kepada Kader Posyandu

Pemalang, haluanpublik.com – Dalam rangka mencegah semakin maraknya kasus stunting di Kabupaten Pemalang, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro melakukan kegiatan pelatihan skrining pengukuran status gizi pada anak pra sekolah. Kegiatan pelatihan ini dilakukan kepada para kader posyandu di Kelurahan Beji, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, hal tersebut disampaikan Mahasiswa Undip Rafly Muhammad Idhar, jurusan Prodi Kedokteran. Rabu (16/08/2023).

Dalam keterangannya, Rafly Muhammad Idhar menerangkan bahwa “Tujuan utama pelaksanaan kegiatan pelatihan ini ialah untuk memberikan pengetahuan kepada para kader posyandu akan pentingnya pengukuran status gizi rutin pada anak pra sekolah dan cara melakukan pengukuran status gizi yang tepat sehingga skrining kasus stunting pada anak dapat dilakukan sedini mungkin.

Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang pada anak sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Kondisi ini terjadi akibat asupan gizi yang buruk pada anak dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembang kognitif pada anak.

Kasus stunting sendiri masih menjadi masalah utama di Kabupaten Pemalang, salah satunya di Kelurahan Beji. Dengan melihat banyaknya kasus stunting yang terjadi, maka diperlukan langkah tegas dalam memberantas kasus stunting ini agar tidak semakin bertambah.

Dalam rangka pemberantasan kasus stunting tersebut, mahasiswa KKN dari Universitas Diponegoro mengambil peran melalui kegiatan pelatihan skrining pengukuran status gizi pada anak pra sekolah kepada kader posyandu di Kelurahan Beji.

Dalam pelatihan tersebut dijelaskan mulai dari definisi stunting hingga cara melakukan pengukuran status gizi yang baik dan benar. Selain itu, dalam pelatihan ini juga dijelaskan cara menginterpretasikan hasil pengukuran status gizi kedalam grafik pertumbuhan dan menjelaskan mengenai pentingnya orang tua untuk melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan anaknya secara rutin.
Kegiatan ini mendapatkan respon positif dari seluruh peserta pelatihan.

Para kader posyandu sangat aktif dalam mengkritisi dan mencatat materi yang disampaikan. Menurut pendapat mereka, pelatihan pengukuran status gizi seperti ini sangat penting untuk diterapkan dan dibagikan kepada para orang tua agar lebih waspada terhadap kasus stunting, pungkas Rafly Muhammad Idhar.

BACA JUGA :   Inovasi Mahasiswa UPER Juara Hackathon Taiwan, Dukung Asta Cita

Siti Arsani sebagai salah satu Kader Posyandu di Kelurahan Beji juga menambahkan, “Kami sangat mengapresiasi kehadiran mahasiswa KKN Universitas Diponegoro dalam memberikan mulai dari pelatihan hingga sosialisasi dan edukasi mengenai pencegahan stunting kepada kami. Semoga informasi yang diberikan dapat meningkatkan kesadaran baik para kader maupun orang tua akan pentingnya pengukuran status gizi dan asupan gizi dalam menurunkan angka stunting di Kelurahan Beji, ujar Siti Arsani.

Dalam kesempatan tersebut Ir. R.TD Wisnu Broto, MT, selaku dosen pembimbing KKN, memberikan apresiasi tinggi atas pelatihan yang diinisiasi oleh mahasiswa. Beliau menyatakan, “Kegiatan ini merupakan contoh nyata bagaimana mahasiswa dapat memberikan kontribusi langsung dalam menangani kasus stunting di masyarakat, jelas Wisnu Broto.

Menyepakati hal yang sama Dr. Fahmi Arifan, S.T., M.Eng. yang juga selaku dosen pembimbing KKN Tematik di Pemalang ini menambahkan, “Salah satu nilai penting yang perlu diperhatikan mahasiswa adalah bahwa ide yang dikembangkan harus dapat diaplikasikan dan bermanfaat bagi banyak orang, dan mahasiswa kami telah mampu membuktikannya”.
Melalui pelatihan pengukuran status gizi pada anak pra sekolah, mahasiswa KKN dari Universitas Diponegoro berharap bahwa kegiatan ini dapat menjadi awal dari sebuah langkah besar dalam memberantas kasus stunting agar dapat semakin menurun kedepannya. Dibutuhkan kolaborasi yang kuat antara masyarakat dengan tenaga kesehatan dalam memberantas kasus stunting ini, sehingga anak-anak dapat tumbuh dengan sehat, cerdas, dan bahagia dalam menyambut masa depannya yang cerah. Lewat kegiatan ini juga mahasiswa menunjukkan perannya sebagai pendorong perubahan positif untuk kemajuan masyarakat, tutup Fahmi Arifan. (Eko B Art)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *