Pemalang, haluanpublik.com – Mahasiswa KKN-T UNDIP 2023 bersama warga Desa Klareyan melakukan demonstrasi pembuatan ecoenzyme guna mengurangi jumlah limbah dapur dari warga Desa Klareyan.
Ecoenzyme menjadi salah satu solusi dalam pengurangan limbah dapur seperti kulit buah yang dibuang ataupun buah dan sayuran yang sudah tidak layak konsumsi.
Tim KKN-T UNDIP hampir setiap hari melewati Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang berada di Desa Klareyan dan banyak sekali tumpukan sampah seperti sampah dapur. Hal tersebut didukung karena adanya pasar Desa Klareyan yang aktif dan cukup banyaknya toko buah di Desa Klareyan sehingga buah atau sayuran yang sudah tidak layak konsumsi atau jual akan berakhir di TPS tersebut, hal itu disampaikan Riesya Dayanti Ibrano tim KKN-T Undip, Sabtu (12/08/2023).
Cara pembuatan ecoenzyme dapat dikatakan sederhana karena tidak membutuhkan alat dan bahan yang bermacam-macam. Alat dan bahan yang perlu disiapkan diantaranya buah yang sudah tidak layak konsumsi atau jual atau kulit buah, gula seperti molase, gula merah tebu atau gula aren, air seperti air isi ulang, air galon, air PAM yang sudah didiamkan minimal 24 jam atau air hujan, wadah seperti botol berbahan plastic yang memiliki mulut yang lebar, hindari penggunaan wadah botol dari kaca, jelas Riesya Dayanti Ibrano.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti kategori sayur dan buah untuk pembuatan ecoenzyme, penyimpanan produk ecoenzyme supaya tidak terkontaminasi, pengemasan ecoenzyme dan kriteria yang baik untuk ecoenzyme dilihat dari segi pH di bawah 4,0. Namun, memang hasil dari ecoenzyme dapat digunakan setelah kurang lebih 3 bulan masa penyimpanan. Ecoenzyme ini sering dikatakan sebagai cairan serbaguna dengan seribu manfaat karena pemanfaatannya di bidang kesehatan, pertanian kehidupan sehari-hari, keberadaan tanah dan udara, pungkas Riesya Dayanti Ibrano.
“Saya merasa sangat bangga dengan mahasiswa/I KKN Tematik Desa Klareyan karna dapat membagikan sesatu yang bermanfaat bagi warga sekitar, karena masalah sampah ini adalah masalah yang sangat menjadi focus pada saat ini.” Ujar Ir. R. T. D. Wisnu Broto, M. T.
Para peserta pelatihan berperan aktif dalam proses pembuatan ecoenzyme tersebut. Tidak hanya itu, di sela-sela pelatihan pun para peserta saling berbincang satu sama lain sehingga dapat memeriahkan suasana pelatihan. Harapannya jumlah sampah dapur yang ada di Desa Klareyan dapat dimanfaatkan menjadi produk ecoenzyme dan peserta pelatihan ini dapat menjadi contoh bagi warga yang lain dalam kesadarannya untuk pemanfaatan sampah dapur seperti ecoenzyme. Selain itu, para peserta pelatihan juga dapat melanjutkan program ini suatu saat nanti sehingga warga juga mulai memiliki pola kehidupan yang benar dalam pemanfaatan limbah dapur utamanya.”Alhamdulillah acara ini berjalan sangat lancer dan semoga bermanfaat bagi Masyarakat sekitar.” Ujar Dr. Ir. Fahmi Arifan, ST, M.Eng.
Program pelatihan ini didukung oleh beberapa organisasi Desa Klareyan seperti PKK, Karang Taruna, pelaku UMKM, sehingga program ini dapat berlangsung dengan baik dari proses persiapan sebelum terlaksananya program sampai dengan hari terlaksananya program. (Eko B Art).