Duri, haluanpublik.com – Dalam industri migas, selain terkenal dengan dunia kerja yang maskulin, ternyata perempuan juga memainkan peran penting. Di PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) WK Rokan, diterapkan keberagaman dan inklusifitas sehingga perempuan juga mendapatkan porsi yang sama untuk berkontribusi terhadap ketahanan energi bagi negeri.
Seperti Hapsari Wahyu Kusumaningsih dan Ajeng Restu Fairuz, dua Pertiwi PHR WK Rokan ini membuktikan bahwa perempuan juga mampu dalam berkontribusi dunia migas.
Dalam proyek Migas Non Konvensional (MNK) Lapangan Gulamo, Hapsari dan Ajeng punya peran yang cukup strategis. Hapsari, merupakan salah satu tim eksplorasi yang memimpin akuisisi data sumur migas tak biasa tersebut, jabatannya adalah Senior Petrophysics Applied Reservoir Management.
Sementara Ajeng bertugas sebagai Drilling Site Representative yang mengkoordinasikan proses pemboran di area MNK Gulamo. Pada Jumat (15/9/2023) siang, mereka berdua tampak sibuk mendampingi dan menyiapkan kunjungan Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero), Alfian Nasution dan rombongan.
Tentu menjadi hal yang kontras di tengah kaum adam, keduanya tampak gigih bekerja hingga mendampingi rombongan pada acara tersebut.
Hapsari mengatakan, bahwa perempuan juga turut memberikan kontribusi positif untuk mengamankan energi nasional. Ia berperan penting dalam mengakuisisi data yang menjadi acuan dalam proses pencarian sumber migas non konvensional tersebut.
“Tentu ini menjadi kebanggaan bagi kita semua, bahwa seorang perempuan bisa berperan penting dalam proyek ini. Semua punya porsi yang sama, dan tentunya dengan kolaborasi antar tim untuk kesuksesan MNK Gulamo,” kata Hapsari yang juga alumni Teknik Geofisika Universitas Gadjah Mada (UGM).
“Kami sudah menjalankan peran ini sejak fase persiapan dan mematangkannya dalam setahun lebih. Kemudian rencana tersebut diwujudkan hingga proses tajak kemarin, artinya terdapat harapan yang cukup besar dari MNK Gulamo ini,” ujarnya.
Sementara Ajeng Restu Fairuz, turut bertungkus lumus di lapangan untuk ketahanan energi. Ia adalah perempuan satu-satunya yang memimpin proses pengeboran atau driller (non work over work service) di WK Rokan. Kemampuannya yang luwes berkomunikasi dan berkolaborasi dengan tim lain memudahkannya dalam menjalani proses operasional di Gulamo.
“Memang mayoritas pekerja di dunia pemboran adalah laki-laki, tapi kita saling melengkapi. Saya senang, PHR memberikan peluang besar bagi perempuan di dunia migas, bahkan untuk hal teknis operasional seperti yang saya lakukan sehari-hari ini,” ujar Alumni Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Ia berkomitmen untuk terus berusaha memberikan peran dan kontribusi yang terbaik bagi bangsa, lewat operasi migas tersebut. “Tentunya dengan memberikan yang terbaik, bekerja dengan lebih detil, terencana dan teratur. Saya sebagai DSR, mengakomodir operasi pemboran setiap harinya dengan selamat, lancar dan efisien di MNK Gulamo,” tuturnya.
Mereka berdua juga memiliki komitmen kuat dalam penerapan aspek keselamatan, yaitu mematuhi dan menerapkan aturan-aturan yang tercakup di HSSE Golden Rules (patuh, intervensi, dan peduli) dan Corporate Life Saving Rules (CLSR).
Sementara itu, Corporate Secretary PHR WK Rokan Rudi Ariffianto mengungkapkan bahwa tata nilai AKHLAK dan nilai-nilai keberagaman dan inklusi (diversity and inclusion) menjadi landasan operasi PHR. “Setiap orang memiliki peran penting dalam menghadirkan energi bagi negeri, tak terkecuali para Pertiwi (sebutan bagi pekerja perempuan Pertamina). Di sinilah PHR membuktikan bahwa perusahaan kami tidak hanya menghargai keberagaman, tetapi secara nyata mengikutsertakan perempuan agar bersama-sama turut berperan dalam mencapai tujuan operasional,” kata Rudi.
Rudi menyampaikan apresiasi dan berharap, para Pertiwi WK Rokan senantiasa berkontribusi positif di proyek Gulamo. “Kita harus melakukan yang terbaik untuk membina lingkungan di mana para Perwira dan Pertiwi Pertamina dari berbagai latar belakang tidak hanya merasa menjadi bagian dari perusahaan ini, tetapi juga merasa memiliki peran berharga dalam membentuk masa depan industri migas,” lanjutnnya.
Mendapat kesempatan untuk mengerjakan MNK Gulamo yang merupakan proyek unggulan yang saat ini dilaksanakan PHR WK Rokan bisa dikatakan cukup langka. Karena metode non konvensional ini adalah yang pertama di Blok Rokan. MNK merupakan minyak dan gas bumi yang diusahakan dari reservoir tempat terbentuknya minyak dan gas bumi dengan permeabilitas yang rendah (low permeability).
Perbedaan utama eksplorasi migas konvensional dengan MNK terletak pada lokasi minyak di lapisan bumi. Migas konvensional lebih mudah terlihat karena letaknya tidak terlalu dalam dari permukaan. Sedangkan, MNK berada di lapisan yang lebih dalam.
Berbeda dengan migas konvensional, MNK adalah hidrokarbon yang terperangkap pada batuan induk (shale oil/shale gas) tempat terbentuknya hidrokarbon atau batuan reservoir klastik berbutir halus dengan permeabilitas (kemampuan bebatuan untuk meloloskan partikel) rendah, yang hanya bernilai ekonomi apabila diproduksikan melalui pengeboran horisontal dengan teknik stimulasi multi-stage hydraulic fracturing. Kedua Pertiwi WK Rokan itu, menjadi salah satu pemeran utama yang punya peran strategis dalam kesuksesan MNK Gulamo tersebut.