Lebak, haluanpublik.com – Aksi Demo yang dilakukan oleh Mahasiswa di Lebak 25 Mei 2023 kemarin merupakan puncak kekecewaan dari kepemimpinan Iti Octavia Jayabaya dan Ade Sumardi, hal ini jadi fakta yang terjadi di Lebak bahwa Dinasti Jayabaya yang telah berkuasa selama hampir 20 tahun hanya membuat Rakyat Lebak menderita.
Mahasiswa dalam orasinya menyampaikan bahwa dibawah pemerintahan Iti Octavia Jayabaya dan Ade Sumardi, mereka telah gagal memimpin Lebak. terlebih kekuasaan di Lebak merupakan produk dari Oligarki Dinasti Jayabaya, sudah terbukti gagal.
Ya saya sangat sepakat. Mereka memimpin selama dua periode tidak pernah membuat prestasi, coba kita lihat jumlah kemiskinan terus meningkat, tingkat pengangguran tinggi, IPM rendah, upah minimum kabupaten yang minim, infrastruktur jalan rusak parah. Dari fakta ini kita bisa lihat, apa yang mereka kerjakan selama ini adalah memperkaya diri, keluarga dan kelompoknya.
Narasi lain soal Dinasti Lebak kan sangat mudah ditebak oleh rakyat Lebak, mulai dari dugaan monopoli proyek APBD, Mafia Tanah, bahkan soal dugaan gratifikasi dan rekening gendut Bupati Lebak yang tidak tersentuh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), karena kekuasaan yang menindas tersebut dikemas dengan “Lebak unique bekerja dengan hati”
Yang lebih parah lagi di detik-detik akhir pengunduran dirinya sebagai Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya sibuk melantik 183 pejabat eselon tiga dan empat dilingkungan Pemkab Lebak. Ini diduga ada indikasi jual beli jabatan dan gratifikasi jelang lengsernya jadi Bupati Lebak yang mengandung pesan ada kepentingan politik birokrasi untuk 2024. Hal ini harus jadi perhatian lebih Komisi Pemberantasan Korupsi untuk turun ke Lebak.(Why)
(dilansir dari akun prlbadi Rizwan Comrade)