Bertajuk Jihad Bela NKRI, GP Ansor Kramat Jati Gelar Pengajian Bulanan di Masjid Assyakirin Jaktim

Jakarta, haluanpublik.com – Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kramat Jati mengadakan kegiatan pengajian bulanan di Masjid Assyakirin, yang terletak di Jl. Masjid Assyakirin RT06/RW10, Kelurahan Tengah, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai kalangan masyarakat serta diikuti oleh berbagai pemateri yang memberikan pemahaman dalam tema yang diangkat, yaitu ‘Jihad Bela NKRI’, Juma’t (25/08).

Salah satu pemateri yang memberikan tausiah dalam pengajian bulanan ini adalah KH. Taufik Dhamaz, LC, yang dalam ceramahnya menyampaikan pentingnya pemahaman yang benar terhadap ajaran Islam.

KH. Taufik Dhamaz juga menjelaskan, bahwa menjadi bagian dari keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) adalah suatu anugerah, karena pemahaman yang benar terhadap Islam telah menyelamatkan umat dari pemahaman yang salah. Pemahaman yang benar tentang Islam juga membawa pemahaman yang benar tentang jihad.

Jihad, menurutnya, bukan hanya berkaitan dengan perang, tetapi juga mencakup aspek mencintai negara, membangun bangsa, menyatukan umat, dan menjaga kesatuan Republik Indonesia.

“Kita bersyukur menjadi keluarga besar NU karena telah diselamatkan Allah SWT dari pemahaman Islam yang salah. Orang yang memahami Islam dengan benar maka akan memahami jihad dengan benar. Jihad bukan hanya persoalan perang. Mencintai negara, membangun bangsa ,menyatukan umat juga bagian dari jihad”, tuturnya.

Lebih lanjut, KH. Taufik Dhamaz mengungkapkan bahwa umat Islam, terutama yang beriman, memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan ajaran Islam yang mendorong rahmat dan kebaikan kepada semua. Keberagaman di Indonesia, baik dalam suku, agama, maupun bahasa, dianggap sebagai anugerah dari Allah yang harus dijaga.

Membela tanah air juga merupakan bagian integral dari iman, dan semangat nasionalisme yang tinggi dalam membela tanah air dianggap sebagai implementasi nyata dari jihad. Konsep Islam Nusantara, yang telah ada sejak zaman Walisongo, juga diupayakan untuk diperluas sebagai karakter bangsa Indonesia. Tradisi hahal bi halal, yang diperkenalkan oleh NU pada masa Soekarno, dianggap sebagai cara untuk mempererat hubungan antara individu, memaafkan kesalahan, dan menyatukan dalam keragaman.

BACA JUGA :   Captain Dedy Susanto Syukuran Sekretariat Yayasan, Santunan Anak Yatim dan Launching Tahu Aci Banjaran

Selain itu, dipaparkan bahwa Indonesia dianggap sebagai negara Darusallam, yaitu negara yang mengutamakan kedamaian.

Hasyim Ashari, tokoh penting dari NU, bahkan mengeluarkan resolusi yang menyatakan bahwa mempertahankan tanah adalah wajib bagi umat Islam. Teroris modern, menurut pandangan dalam pengajian ini, merupakan mereka yang telah keliru dalam memahami ajaran Islam, papar KH. Taufik Dhamaz.

Kegiatan pengajian bulanan ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh dan perwakilan, termasuk Ustad. Huzny Mubarok Amir, S.Thi, AKP Purwanto yang mewakili Kapolsek Kramat Jati, Ipda Nienda, serta anggota Dit Intelkam Polda Metro Jaya.

Dengan tema ‘Jihad Bela NKRI’ kegiatan pengajian bulanan yang diadakan oleh Ansor Kramat Jati ini berhasil mengangkat isu yang penting dalam mengembangkan pemahaman yang benar tentang Islam, menjaga kesatuan dan keberagaman Indonesia, serta mempromosikan semangat cinta tanah air dan nasionalisme yang tinggi. Dengan mengedepankan pesan-pesan positif ini, diharapkan masyarakat dapat terus berkontribusi dalam membangun bangsa yang lebih baik dan harmonis. (Arf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *