Bangga Presiden Jokowi Pakai Baju Adat Tanimbar, KBMTR Siap Dorong UMKM Kain Tenun Berkualitas

Depok, haluanpublik.com – Presiden Joko Widodo saat memberikan pidato Kenegaraan di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD mengenakan pakaian Adat Tanimbar, Maluku Tenggara menjadi kebanggaan untuk seluruh masyarakat Tanimbar.

Rasa bangga itu keluar dari penyataan Ketua DPP Keluarga Besar Maluku Tenggara Raya (KBMTR), Markus Refwalu pada Haluanpublik.com

“Baju adat Tanimbar yang dikenakan Pak Presiden Jokowi pidato Kenegaraan di Sidang MPR, DPR dan DPD itu menunjukan kalau beliau bangga sama Maluku Tenggara dan Tanimbar,” kata Markus, Jumat (18/7/2023).

Atas pakaian Adat Tanimbar yang dipakai Presiden, Markus mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Presiden Jokowi yang telah menggunakan baju adat dari tanah Duan Lolat tersebut.

Hal itu menurut Markus menjadi suatu tanda kebanggan dari anak anak Maluku Tenggara pada umumnya dan anak anak Tanimbar pada khususnya.

“Jujur, saya dan masyarakat Tanimbar bersama masyarakat Maluku Tenggara sangat berterima kasih. Ini momen yang sangat penting, dimana semua mata dalam negeri tertuju pada baju adat Tanimbar itu, bahkan di mata luar negeri,” ucap Markus.

Pria yang juga maju sebagai Calon Wakil Rakyat dari Partai NasDem Dapil 2 DKI Jakarta ini menjelaskan, setelah Presiden Jokowi memakai baju Adat Tanimbar, itu akan membawa dampak yang luar biasa positif di organisasi yang dinahkodainya, yaitu KBMTR karena tersebar diberbagai Kota dan Provinsi dengan jumlah anggota ribuan.

BACA JUGA :   Optimalisasi Pembinaan, Rutan Kelas I Depok Hadirkan Talkshow Manajemen Masjid

Semangat yang diberikan Presiden Jokowi lewat baju adat Tanimbar, membuat KBMTR yang dipimpin Markus Refwalu akan mengadakan program UMKM untuk kain tenun, dengan memberikan ruang kepada orang tua dan anak muda agar tumbuh menjadi ekonomi kreatif yang mandiri sesuai dengan misi Pemerintah.

“Saya pastikan ini akan menjadi program kami di KBMTR menjadikan kain tenun sebagai UMKM untuk komoditas ekspor dengan kualitas nomor satu,” beber Markus.

Tentunya, program yang positif ini harus berjalan secara gotong royong dengan melibatkan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, masyarkat Tanimbar dan pihak lainnya.

(Marcel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *