Pemalang, haluanpublik.com – Universitas Diponegoro menerjunkan sejumlah 16 mahasiswa dari berbagai jurusan dalam pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata di Desa Bojongnangka yang berlangsung sejak 1 Juli hingga 11 Agustus 2023 dengan tema “Optimalisasi Pengelolaan Sampah di Desa Bojongnangka sebagai Upaya Utilisasi Sampah Berkelanjutan”. Tema KKN yang diadakan di Desa Bojongnangka ini memang berfokus untuk mengatasi permasalahan sampah yang ada.
Sejumlah 16 mahasiswa telah qmempersiapkan berbagai program kerja yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan sampah yang disesuaikan dengan jurusan masing-masing. Mahasiswa juga memiliki program kerja utama yang menjadi program inti dalam pelaksanaan KKN.
Dr. Ir. Fahmi Arifan, S.T., M.Eng selaku dosen pembimbing lapangan menuturkan bahwa “Tema KKN kali ini memang merupakan perwujudan dari banyaknya keluhan warga mengenai sampah, sehingga diharapkan para mahasiswa KKN dapat berkolaborasi dengan warga sekitar dalam mengatasi permasalahan sampah yang ada di Desa Bojongnangka”.
Selanjutnya Dr. dr Siti Fatimah Pradigdo, M. Kes. yang juga merupakan dosen pembimbing lapangan menuturkan bahwa dengan penerjunan mahasiswa KKN ini diharapkan dapat membawa kemajuan desa serta mengatasi permasalahan yang ada dengan inovasi-inovasi baru.
Dalam kesempatan tersebut Kepala Desa Bojongnangka, Wahmu SE menyampaikan bahwa “Untuk pengolahan sampah di Desa Bojongnangka ini baru sebagian, hanya sampah organik saja yang sudah diolah menjadi pupuk kompos”. Pupuk ini nantinya dapat digunakan sebagai penyubur tanah pertanian warga. Namun Kepala Desa Bojongnangka juga mengeluhkan kurangnya bahan untuk pembuatan pupuk kompos yang berasal dari limbah pertanian serta limbah organic rumah tangga. Hal tersebut dikarenakan belum adanya pemilahan sampah yang dilakukan oleh para warga sehingga petugas pembuat kompos harus memisahkan secara manual sampah organic dan non organic di tempat pembuangan sampah.
Di lain sisi para masyarakat yang bekerja di sektor pertanian Desa Bojongnangka juga mengeluhkan mahalnya harga pupuk yang kian melonjak. Sehingga banyak dari mereka memilih untuk beralih ke peternakan, pungkas Wahmu.
Melihat adanya keluhan tersebut Dinar Rizki Putri mahasiswa jurusan Fakultas Hukum mengusulkan untuk melakukan kerjasama antara para kelompok tani dengan pengelola pupuk kompos agar saling menguntungkan satu sama lain, hal itu disampaikan langsung Dinar Rizki Putri dalam kesempatan akhir menjelang penyelesaian proker di desa Bojong nangka kecamatan Pemalang kabupaten Pemalang. Selasa (15/08/2023).
Lebih lanjut Dinar Rizki Putri menambahkan bahwa para kelompok tani merasa terbantu dengan adanya kerjasama ini, mereka dapat menekan pengeluaran modal untuk pembelian pupuk. Selain itu pengelola rumah kompos pun tidak merasa kesulitan mencari bahan untuk pembuatan pupuk kompos organic. Mereka merasa terbantu dengan adanya kerjasama yang saling menguntungkan, pungkas Dinar Rizki Putri. (Eko B Art)